Arus kehidupan yang terus bergerak dengan deras memaksa menyeret manusia untuk mengikutinya, atau jika ingin terus bertahan maka butuh perlawanan yang kuat. Pernahkah melihat permainan bambu gila? Seperti magic, padahal itu semua hanya fenomena kehidupan. Bahwa tiap orang yang bersama memegang bambu itu saling memiliki kepentingan, dan yang paling kuat akan mewarnai arah tekanan bambu. Tetapi jika bambu itu dilepas, maka magic itu hilang, dan tak ada lagi susah-payahnya mempertahankan bambu. Itulah arus kehidupan, dan seorang manusia cerdas akan mampu membacanya.
Seiring dengan arus kehidupan, sains pun akan terus berkembang, selama masih ada kepentingan yang membutuhkannya. Tergantung siapa yang paling kuat dalam menggerakkannya, dialah yang akan memanfaatkan kemajuan sains dan teknologi. Apapun jenis bidang teknologinya, baik itu mekanika, elektrika, informatika, bahkan yang sekarang sedang terus naik pamornya yaitu Artificial Intelligence (kecerdesan buatan), semua hanya alat bagi kepentingan manusia. Dan sama dengan permainan bambu gila, gaya tarikan-dorongannya akan mempengaruhi siapapun yang berpegang kuat padanya.
Sains-teknologi dan sisi-sisi lain dari kehidupan manusia saling bertautan, dan saling mempengaruhi. Dan dapat dilihat bagaimana peradaban manusia sekarang, amat berbeda dengan peradaban 20 tahun lalu, bahkan lebih berbeda dari 40 tahun lalu. Bagi yang mempelajari peradaban-peradaban di masa lalu, akan terlihat warna-warni perbedaan itu. Ketika teknologi mesin uap memulai revolusi industri pada kehidupan, lalu teknologi listrik membuat lajunya makin cepat, lalu teknologi semikonduktor membuat segala perangkat menjadi lebih ringkas, lalu teknologi mikroprosesor membuat segala perangkat menjadi lebih cerdas, dan sekarang teknologi kecerdasan itupun mampu merevolusi ke arah yang lebih ekstrim, arah dimana manusia bisa menjadi dewa atau juga bisa menjadi tak berarti sama sekali.
Dan arus ini amat terlalu kuat untuk bisa dibendung, pergerakannya akan menyeret siapapun, bahkan manusia yang paling kuat sekalipun. Tetapi, bagi manusia-manusia cerdas yang bijak lagi mendapat hidayah/petunjuk dari الله Sang Pencipta kehidupan ini, hal itu semua tak akan terlalu berpengaruh kepadanya. Karena dia tak ikut memeluk bambu dalam permainan bambu gila. Jadi, sehebat apapun pergulatannya, segila apapun atraksinya, dia tak direpotkan dengan arus itu. Terlebih lagi jika dia sendiri memang sudah menguasai arus, dia menguasai teknologi mekanika, elektrika, informatika, bahkan juga menguasai teknologi kecerdasan buatan. Adakah manusia seperti itu? Jika الله berkehendak, manusia macam itu ada, dan jangan berharap manusia seperti itu akan ikut arus peradaban yang makin menggila.
Memang rumit dan kompleks, karena melibatkan amat banyak parameter dan variabel kehidupan. Tetapi manusia harus terus belajar, bahkan belajar melepas kehidupan dunyawi itu sendiri. Lalu harus menyadari bahwa dirinya hanya seorang 'abdun yang tinggal sementara di alam dunya, yang nanti alam dunya ini pun pasti ditinggal pergi. Maka yang penting dari itu semua adalah, jejak apa yang akan ditinggalkan di alam dunya, serta bekal apa yang akan dibawa ke alam akhirot nanti. Dan ... jejak serta bekal yang terbaik adalah 'amal-'amal sholeh yang berlandaskan tawhid, karena itulah 'amalan yang diterima oleh الله.
No comments:
Post a Comment