NG-Oprexer | MakroStudio | KA-Cerdas | [ ... ]Grafis Dakwah Islam
Ideografi Al-Ghuroba
Maktabah Royatus-Suwd
| القرآن About Me: Kurniawan Abi Isma'il
بن شهريل بن سلطان خليفة
21 Rojab 1401H
My Talent:
Survival on الله's path
My Mission:
Mari kita pulang ke Jannah dengan selamat.

Thursday, May 4, 2023

Eternity

Bismillah

Berkali-kali di sampaikan dalam ajaran Islam bahwa: "Manusia hanya sementara di alam dunya". Kehidupan yang sebenarnya ada di alam akhirot nanti, yang bukan hanya puluhan tahun, bukan hanya ratusan tahun, bukan hanya ribuan tahun, bukan hanya milyaran tahun..., tapi selamanya. Kesusahan di alam dunya yang sementara, tak sebanding dengan sengsara selamanya di alam akhirot, bahkan menanggung siksa. Kesenangan di alam dunya yang sementara, tak sebanding dengan kebahagiaan selamanya di alam akhirot, bahkan mendapat kedudukan mulia. Tapi sebagian besar manusia tertipu oleh kehidupan dunyawi, terlena dengan kesenangannya, juga tersesatkan oleh tipuannya.

Firman-firman الله dengan segala bukti nyata, didustakan. Tuntunan-tuntunan RosulNya dengan segala hikmahnya, dibengkokkan. Bahkan manusia-manusia yang berusaha menapakinya, disesatkan. Parahnya lagi, manusia-manusia yang memperjuangkan bimbingan الله itu, diperangi habis-habisan. Semua kerusakan itu dilakukan untuk membela kehidupan dunyawinya yang hanya sementara. Bahkan banyak juga orang-orang ber'ilmu yang tersesat karena bujuk rayunya. Fitnah-fitnah ini amat besarnya, sampai hampir-hampir tak ada seoragpun yang bisa selamat. Tapi الله Maha Berkehendak, Dia menyelamatkan siapapun yang dikehendakiNya, dan nyiraminya dengan cahaya hidayah.

Maka, memang tak ada seorangpun yang layak untuk mendapat Jannah yang abadi, bahkan tak juga para Nabi dan Rosul. Mereka semua yang mendapat kehidupan abadi di Jannah hanya karena rohmat dariNya. Mereka yang mendapat hak memberi syafa'at pertolongan pun hanya dengan izin dariNya. Mereka yang terselamatkan dari 'adzab neraka pun hanya karena maghfirohNya. Semua itu tak ada satupun yang sepadan dengan usaha manusia di alam dunya. Maka tak ada yang pantas, yang bisa disombongkan dari 'amal manusia. Karena seseorang bisa ber'amal sholeh pun karena diizinkan oleh الله untuk bisa melakukannya. Bahkan untaian kata-kata pada seri artikel-artikel ini, bisa selesai dan sampai kepada para pembacanya karena izin dari الله. Bahkan, penulisnya sendiri beserta para pembacanya pun belum mendapat garansi selamat dari fitnah-fitnah yang bertebaran di alam dunya yang sementara ini.

Begitu dahsyatnya game alam dunya ini, taruhannya amat besar. Hasil akhirnya hanya baru bisa terlihat setelah manusia mengalami kematian. Ketika perjalanan dari alam dunya usai, menuju alam barzakh, di lanjutkan ke alam akhirot. Tetapi... setelah kematian, tak ada lagi tombol 'undo' atau 'repair', tak ada lagi permohonan ampun yang bisa diterima, tak ada lagi permohonan maaf yang bisa diucapkan, tak ada lagi 'amal sholeh yang dapat dilakukan. It is ended, the game is over, selesai, lalu catatan score ditampilkan.

Di alam yang abadi, الله telah mengabarkan amat banyak tentang gambarannya. Al-Qur'an memberitakan dengan kualitas bahasa yang amat tinggi dan indah, bacalah wahai orang-orang yang berfikir. Al-Qur'an mengancam dengan ancaman-ancaman akan siksa yang pedih dan amat mengerikan, bacalah wahai orang-orang yang masih memiliki rasa. Al-Qur'an memberikan harapan-harapan akan kebahagiaan terindah, puncak kualitas hidup yang tak pernah terbayangkan saat di alam dunya, semua kesenangan-kesenangan yang berkali-kali nikmatnya, ... bacalah wahai jiwa-jiwa yang muthmainnah. Kembalilah wahai semua, larilah menuju الله !!! Semua itu dikejar-kejar oleh para generasi terbaik, para shohabat dan yang mengikuti mereka dengan baik. Seluruh contoh mereka tercatat dengan baik dalam hadits dan atsar, yang telah الله sampaikan hingga ke zaman kita saat ini setelah melewati masa berabad-abad lamanya. Baca dan pelajari, dan semoga kita sampai di alam keabadian dengan selamat. اللهم آمين

Akhirul-Kalam, maafkanlah kesalahan-kesalahan dari penulis seri artikel ini.

Kurniawan Ibn Sulthon Kholifah

Artikel ini adalah satu dari seri artikel-artikel yang aku tulis, berikut adalah serialnya:

Disaster ( https://ng-oprexer.blogspot.com/2023/05/disaster.html )
Human, A Universe ( https://ng-oprexer.blogspot.com/2023/05/human-universe.html )
Linked By Energy ( https://ng-oprexer.blogspot.com/2023/05/linked-by-energy.html )
Balancing Ecosystem ( https://ng-oprexer.blogspot.com/2023/05/balancing-ecosystem.html )
Destruction ( https://ng-oprexer.blogspot.com/2023/05/destruction.html )
Eternity <--- You're reading this ( https://ng-oprexer.blogspot.com/2023/05/eternity.html )

Destruction

Bismillah

Sebagai satu-satunya Dzat Abadi Sang Pemberi Kehidupan, maka الله menunjukkan bahwa hanya Dia satu-satunya yang tersisa jika segala sesuatu Dia musnahkan. Dialah yang tak membutuhkan siapapun dan apapun, termasuk tak membutuhkan para malaikat dan manusia hanya sekedar untuk menyembahNya. Dengan kemaha-kuasaanNya itu Dia tunjukkan bahwa seluruh makhluq ciptaanNya itulah yang membutuhkan Dia, bahwa seluruh makhluqNya itulah yang butuh menyembah Dia. Dengan pemusnahan, maka tampak jelas dengan bukti yang amat nyata, bahwa hanya Dia saja satu-satunya yang berkuasa, bahkan di atas para raja-raja zholim dan juga raja-raja adil, bahkan di atas para malaikat-malaikat agung dan mulia.

Dengan menunjukkan kuasaNya dalam memusnahkan, dalam menghidupkan kembali, dalam menyiksa ataupun merohmati, maka Dia tunjukkan siapakah yang membuat aturan (Din) sebenarnya. Bahwa tidak ada satupun yang pantas membuat aturan selain Dia, dan Dia berkehendak dengan segala shifat-shifatNya dengan yang Dia mau. Bagi siapapun yang mengakui bahwa tak ada satupun Ilah yang pantas disembah selain Dia, maka pantaslah mendapatkan ampunanNya atas kesalahan dan dosa-dosa mereka. Bahwa manusia pasti melakukan salah dan dosa, dan hanya Dia satu-satunya tempat kembali. Tetapi yang bebal dan mengingkari الله, bahkan mendustakan segala kebaikan dan kasih-sayangNya, maka memang pantaslah berada dalam siksaNya yang abadi.

Fenomena meletusnya gunung, atau bergesernya daratan, atau meluapnya laut, atau mengamuknya matahari, atau berjatuhannya benda-benda langit, atau bahkan sampai fenomena pecahnya langit itu sendiri, masih jauh kalah besarnya dibanding dengan murkanya الله atas kedurhakaan manusia. Karena murka الله ditunjukkan dengan siksa neraka dengan waktu yang amat panjang dan tiada henti. Ancaman-ancaman telah الله berikan, bahkan penyampaian itu telah diteruskan oleh hamba-hambaNya yang tulus. Para penyampai yang tulus ini tak berharap pujian, tak berharap imbalan, tapi hanya mengharap ridho dari الله.

Jika sejak awal manusia telah melihat sendiri seperti apakah الله dengan segala keagungan kemaha-kuasaanNya, pasti seluruh manusia tertunduk patuh tanpa ada satupun yang membangkang. Tetapi memang sudah menjadi kehendak الله memberlakukan: semua skenario kehidupan, ujian keimanan dan ketaqwaan, hingga ke pembuktian zhohir bahwa iman dan taqwa itu memang ada pada qolbu si manusianya. Semua itu harus dilalui oleh manusia agar mendapatkan ridho dariNya. Dan memang itulah kunci dari segalanya, bahwa ujian 'ibadah dan ujian-ujian lain di alam dunya adalah untuk mendapat ridho dari الله. Bahkan Dia tak mensyaratkan yang berat-berat, hanya dengan mentawhidkan Dia tanpa ada satupun menyekutukan Dia dengan selainNya. Kalimat tawhid dengan segala pembuktiannya adalah kunci menuju keselamatan dunya dan akhirot.

Jika proses pengujian telah usai, dan panggung ujiannya pun dimusnahkan, tak ada lagi penilaian. Semua manusia mulai dari yang terawal hingga yang terakhir hanya mendapat jatah sekali proses pengujian. Dan semua akan mendapat kitab raport, yang mencatat segala 'amal perbuatannya dengan sangat detil. Maka tidak akan ada salahnya jika الله menyiksa mayoritas manusia di neraka, karena bukti di kitab raport itu menunjukkan bahwa mayoritas manusia adalah pendurhaka.

Bagi yang masih berkesempatan membaca artikel-artikel tulisanku ini, sadarilah bahwa kita semua masih di panggung ujian, berada di dalam game yang amat dahsyat dan amat serius. Dan ini semua menentukan akhir tujuan kita di alam keabadian nanti. Kehidupan haqiqi baru akan terasa berarti setelah kematian. Kebenaran sejati tumbuh berkembang setelah musnahnya kebathilan.

وَأَنِيبُوا إِلَىٰ رَبِّكُمْ وَأَسْلِمُوا لَهُ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَكُمُ الْعَذَابُ ثُمَّ لَا تُنْصَرُونَ ﴿٥٤﴾ وَاتَّبِعُوا أَحْسَنَ مَا أُنْزِلَ إِلَيْكُمْ مِنْ رَبِّكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَكُمُ الْعَذَابُ بَغْتَةً وَأَنْتُمْ لَا تَشْعُرُونَ ﴿٥٥﴾ أَنْ تَقُولَ نَفْسٌ يَا حَسْرَتَا عَلَىٰ مَا فَرَّطْتُ فِي جَنْبِ اللَّهِ وَإِنْ كُنْتُ لَمِنَ السَّاخِرِينَ ﴿٥٦﴾ أَوْ تَقُولَ لَوْ أَنَّ اللَّهَ هَدَانِي لَكُنْتُ مِنَ الْمُتَّقِينَ ﴿٥٧﴾ أَوْ تَقُولَ حِينَ تَرَى الْعَذَابَ لَوْ أَنَّ لِي كَرَّةً فَأَكُونَ مِنَ الْمُحْسِنِينَ

Dan kembalilah kamu kepada Robbmu dan berserah dirilah kepadaNya sebelum datang 'adzab kepadamu kemudian kamu tak dapat ditolong. Dan ikutilah sebaik-baik yang diturunkan kepadamu (al-Qur'an) dari Robbmu sebelum datang 'adzab kepadamu secara mendadak, sedang kamu tak menyadarinya, agar jangan ada orang yang mengatakan: ‘Alangkah besar penyesalanku atas kelalaianku dalam [menunaikan kewajiban] terhadap الله, dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang memperolok-olok [Dinulloh],’ atau [agar jangan] ada yang berkata ketika melihat 'adzab: ‘Sekiranya الله memberi petunjuk kepadaku [sewaktu di alam dunya] tentulah aku termasuk orang-orang yang bertaqwa,’ atau [agar jangan] ada yang berkata: ‘Sekiranya aku dapat kembali [ke alam dunya] tentu aku termasuk orang-orang yang berbuat baik.’ [QS. Az-Zumar/39:54-58]

Bersambung...

Kurniawan Ibn Sulthon Kholifah

Artikel ini adalah satu dari seri artikel-artikel yang aku tulis, berikut adalah serialnya:

Disaster ( https://ng-oprexer.blogspot.com/2023/05/disaster.html )
Human, A Universe ( https://ng-oprexer.blogspot.com/2023/05/human-universe.html )
Linked By Energy ( https://ng-oprexer.blogspot.com/2023/05/linked-by-energy.html )
Balancing Ecosystem ( https://ng-oprexer.blogspot.com/2023/05/balancing-ecosystem.html )
Destruction <--- You're reading this ( https://ng-oprexer.blogspot.com/2023/05/destruction.html )
Eternity ( https://ng-oprexer.blogspot.com/2023/05/eternity.html )

Balancing Ecosystem

Bismillah

وَلَوِ اتَّبَعَ الْحَقُّ أَهْوَاءَهُمْ لَفَسَدَتِ السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ وَمَنْ فِيهِنَّ ۚ بَلْ أَتَيْنَاهُمْ بِذِكْرِهِمْ فَهُمْ عَنْ ذِكْرِهِمْ مُعْرِضُونَ

Seandainya kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka, pasti binasalah langit dan bumi ini, dan semua yang ada di dalamnya. Bahkan Kami telah datangkan kepada mereka (Al-Qur'an yang menjadi) pelajaran mereka tetapi mereka berpaling dari pelajaran itu. (QS. Al-Mu'minun/23:71)

وَلَا تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ بَعْدَ إِصْلَاحِهَا

Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah [الله] memperbaikinya. (QS. Al-A’raf/7:56)

Ketika habitat suatu ekosistem terganggu, maka sudah menjadi ketentuan الله ekosistem itu akan menyeimbangkannya, kecuali الله berkehendak lain. الله telah menetapkan qodar bumi ini dengan 1/3 (30%) daratan dan 2/3 (70%) lautan. Jika ada panas berlebih, maka air dari lautan akan mendinginkannya baik dalam bentuk uap, embun, hujan, salju, atau es. Jika jumlah oksigen berkurang dalam jumlah besar, maka akan diseimbangkan dari pecahan partikel air di lautan hingga jumlah oksigen mencukupi (hingga setinggi 7 km dari permukaan laut). Jika merebak kezholiman di muka bumi, maka akan diseimbangkan oleh para hamba-hamba الله yang tetap lurus dalam kebenaran. Proses penyeimbangan (balancing) ekosistem terjadi pada semua makhluq ciptaan الله, termasuk manusia, kecuali si manusianya berkehendak merusak keseimbangan itu.

Ekosistem manusia bukan hanya yang besifat jasadiyah, tetapi juga yang bersifat ruhiyah dan sistemiyah. Ketika manusia melakukan dosa di awal-awalnya, keseimbangan jiwanya terganggu, dipenuhi khawatir dan rasa bersalah. Tetapi jika si manusia tetap memilih perbuatan dosa, maka lambat laun terkondisikan dengan keseimbangan baru bahwa baginya dosa tak masalah. Begitu pula jika diberlakukan pada ekosistem yang lebih luas, seperti dalam bermasyarakat. Jika perbuatan dosa sudah menjadi biasa (budaya) dalam suatu masyarakat, mereka membuat keseimbangan baru bahwa hal itu bisa ditolelir juga dilestarikan. Bahkan untuk tingkat lebih luas lagi, dalam bernegara, pun sama. Jika suatu dosa dilegalisasi, maka rakyatnya menganggap dosa itu diperbolehkan, karena negara melegalkannya. Ini adalah fasad (kerusakan) yang amat parah.

Ketika habitat ekosistem yang fasad berusaha merusak timbangan, maka الله memberlakukan hukumNya agar manusia tak mengurangi timbangan. Ketika habitat ekosistem yang fasad berusaha merusak nasab dan genetik, maka الله memberlakukan hukumNya melarang fahisyah agar manusia tak berzina. Ketika habitat ekosistem yang fasad berusaha merusak sistem perekonomian, maka الله memberlakukan hukumNya agar manusia tak melakukan transaksi ribawi, bahkan memeranginya. Ketika habitat ekosistem yang fasad memperkuat diri dengan melegalisasi perbuatan dosa, maka الله memberlakukan system bernegara yang diridhoiNya. Ketika habitat ekosistem yang fasad membentengi diri dan membela diri dengan pengkultusan para tokoh ('ulama dan penguasa), maka الله mengembalikan kemurnian ajaran tawhid dengan hanya mengkultuskan الله.

Setiap penyakit الله berikan penyembuhannya. Setiap maksiat الله berikan jalan tawbatnya. Setiap kerusakan الله berikan jalan perbaikannya. Tetapi mayoritas manusia sungguh durhaka terhadap Robbnya, lebih memilih meneruskan perbuatan dosa ketimbang bertawbat dan melakukan islah perbaikan. Bahkan tak segan-segan merusak keseimbangan yang telah الله berlakukan, dan membuat keseimbangan baru versi syahwat dosanya.

Tetapi tak semua manusia seperti itu, walaupun mayoritas memang seperti itu. Ada kelompok minoritas yang الله pilih untuk terus melakukan perbaikan. Kelompok ini akan selalu ada mulai dari masa nubuwah hingga berakhirnya kelompok mu'min terakhir yang dipimpin oleh Al-Mahdi. Mereka berusaha untuk tetap lurus di jalan yang الله ridhoi, dan menjauh dari jalan-jalan yang الله murkai. Mereka terus memperbaiki kerusakan, menyeimbangkan kekuatan para perusak dengan berbagai cara yang telah dituntunkan oleh Rosululloh صلى الله عليه وسلم. Manshuroh dari الله terus mengalir pada mereka, hingga mendapat manshuroh terbesar berupa kemenangan dibawah kepemimpinan Al-Mahdi. Kelompok kecil ini terus menyeimbangkan ekosistem dari kerusakan, merekalah kelompok kecil yang selamat hingga sampai di alam akhirot.

Firqotun-Najiyah (pecahan ummat Islam yang selamat) ini selalu ada di sepanjang zaman. Maka kenalilah mereka dengan sifat-sifat karakternya yang telah dijabarkan oleh Rosululloh صلى الله عليه وسلم. Bahwa generasi awal mereka (para shohabat nabi) hingga generasi akhir mereka (para pasukan Al-Mahdi), mereka memiliki karakter yang sama, perjuangan yang sama, manhaj (metode) yang sama. Mereka adalah orang-orang terasing yang selalu berbuat perbaikan ditengah manusia-manusia yang mayoritas melakukan kerusakan (kemaksiyatan, kemungkaran, kesyirikan, dan kekufuran).

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبَّادٍ، وَابْنُ أَبِي عُمَرَ، جَمِيعًا عَنْ مَرْوَانَ الْفَزَارِيِّ، قَالَ ابْنُ عَبَّادٍ حَدَّثَنَا مَرْوَانُ، عَنْ يَزِيدَ، - يَعْنِي ابْنَ كَيْسَانَ - عَنْ أَبِي حَازِمٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم ‏ "‏ بَدَأَ الإِسْلاَمُ غَرِيبًا وَسَيَعُودُ كَمَا بَدَأَ غَرِيبًا فَطُوبَى لِلْغُرَبَاءِ " .

Rosululloh صلى الله عليه وسلم bersabda: “Mulanya Al-Islam [dalam keadaan] terasing, dan akan kembali jadi seperti mulanya, [menjadi] terasing. Maka beruntunglah bagi ghuroba (orang-orang yang terasingkan).” (Shohih Muslim, Kitab Al-Iman, No. 145)

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، أَخْبَرَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ أَبِي أُوَيْسٍ، حَدَّثَنِي كَثِيرُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ عَوْفِ بْنِ زَيْدِ بْنِ مِلْحَةَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ جَدِّهِ،

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ ‏ "‏ إِنَّ الدِّينَ لَيَأْرِزُ إِلَى الْحِجَازِ كَمَا تَأْرِزُ الْحَيَّةُ إِلَى جُحْرِهَا وَلَيَعْقِلَنَّ الدِّينُ مِنَ الْحِجَازِ مَعْقِلَ الأُرْوِيَّةِ مِنْ رَأْسِ الْجَبَلِ إِنَّ الدِّينَ بَدَأَ غَرِيبًا وَيَرْجِعُ غَرِيبًا فَطُوبَى لِلْغُرَبَاءِ الَّذِينَ يُصْلِحُونَ مَا أَفْسَدَ النَّاسُ مِنْ بَعْدِي مِنْ سُنَّتِي " .

قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ .

Rosululloh bersabda: “Sungguh, Ad-Din (Al-Islam) akan memacu [kembali] ke Hijaz seperti ular berpacu [kembali] ke lubangnya, dan biarkan mereka mengumpulkan Ad-Din dari Hijaz [seperti] perkumpulan al-Urwiyah dari puncak gunung. Sesungguhnya Ad-Din (Al-Islam) bermula terasing dan akan kembali terasing. Beruntunglah bagi Al-Ghuroba (orang-orang yang terasing), [yaitu] orang-orang yang perbaiki apa yang telah dirusak oleh manusia-manusia setelahku dari sunnahku!”

Berkata Abu 'Iysa (At-Tirmidzi): ini hadits hasan shohih. (Jami' At-Tirmidzi, Kitab Al-Iman, No. 2630)

Hadits serupa juga diriwayatkan oleh Ahmad bin Hanbal dalam Az-Zawaid [16736], Al-Baghowi dalam Mu'jam Ash-Shohabah [1950], dishohihkan Albani dalam Silsilah Ash-Shohihah [1273].

Bersambung...

Kurniawan Ibn Sulthon Kholifah

Artikel ini adalah satu dari seri artikel-artikel yang aku tulis, berikut adalah serialnya:

Disaster ( https://ng-oprexer.blogspot.com/2023/05/disaster.html )
Human, A Universe ( https://ng-oprexer.blogspot.com/2023/05/human-universe.html )
Linked By Energy ( https://ng-oprexer.blogspot.com/2023/05/linked-by-energy.html )
Balancing Ecosystem <--- You're reading this ( https://ng-oprexer.blogspot.com/2023/05/balancing-ecosystem.html )
Destruction ( https://ng-oprexer.blogspot.com/2023/05/destruction.html )
Eternity ( https://ng-oprexer.blogspot.com/2023/05/eternity.html )

Linked By Energy

Bismillah

Dari banyak hal yang telah dipelajari dan diteliti oleh manusia, apa yang tak diketahui amat jauh lebih banyak dari yang diketahui. Bahkan untuk warna, manusia tak dapat tahu seperti apakah warna di bawah spektrum merah dan di atas spektrum violet. Maka sungguh arogan jika mengatakan makhluq الله selain manusia seperti malaikat dan jin itu tak ada, apalagi jika mengatakan الله tak ada. Ingatlah selalu bahwa: الله adalah pemilik jagad raya seluruhnya, termasuk bumi yang menjadi tempat tinggal manusia sekarang. Jika الله murka, jangankan sepetak tanah di muka bumi yang bergeser, bahkan jika الله berkehendak atsmosfir bumi dipecahkan... pasti terjadi.

Ada saling keterkaitan antara satu individu dengan yang lainnya. Bahkan banyak kaitan dan tautannya dalam bentuk hal yang tak terlihat. Contoh paling sederhana: Seorang Boss yang memarahi Staf Keuangannya akan membuat suasana hati si Staf Keuangan menjadi tak baik. Dan suasana itu dapat mempengaruhi angka-angka yang diproses oleh si Staf Keuangan, karena konsentrasi dipengaruhi oleh mental. Ketika ada ketidak-seimbangan (keberpihakan suasana hati) pada angka-angka yang dimasukkan dalam posnya masing-masing, pastilah mempengaruhi kinerja orang-orang yang butuh anggaran dari si Staf Keuangan. Lalu selanjutnya akan berefek pada produktifitas dan kualitas kerja, karena yang bekerja ini memiliki suasana hati juga. Sirkulasi ini akan berputar terus menjadi siklus, yang berdampak pada peningkatan atau keruntuhan usahanya si Boss. Energi suasana hati dapat menjadi sabab-musabab sukses/runtuh suatu usaha, suatu energi yang saling berkaitan.

Ingin beriman silahkan, ingin kafir pun silahkan. Manusia telah diserahkan hak untuk memilih, dan tanpa dipaksa. Juga telah diserahkan hak untuk memimpin di atas muka bumi ini serta mengelola seluruh sumber dayanya. Tetapi tiap pilihan dan kepemimpinannya bukanlah tanpa pertanggung-jawaban. Satu manusia dengan manusia lain memiliki keterkaitan, begitu juga memiliki keterkaitan dengan alam yang dikelolanya. Jangan dikira jika ada 1 orang hamba الله yang dizholimi, maka الله tak akan bereaksi membelanya. Jangan dikira jika alam dibuat rusak dan tak seimbang, maka الله tak akan merespon pelakunya. Jangan dikira jika ada orang mengutak-ngatik Dinulloh Islam (membuat bid'ah/inovasi) menjadi tak sesuai tujuan dari ajaranNya, lalu الله diam saja? Ada keterkaitan pada itu semua, saling bertautan, dan membentuk energi tak terlihat juga tak terasa kecuali oleh yang الله ijinkan untuk merasakannya.

وَإِن يَمْسَسْكَ اللَّـهُ بِضُرٍّ فَلَا كَاشِفَ لَهُ إِلَّا هُوَ

Jika الله menimpakan suatu mudhorat kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. (QS. Al-An’am/6:17)

Tetapi telah menjadi ketetapan الله bahwa kasih-sayang الله mendahului murkaNya, itulah hukum yang Dia tuliskan sendiri. Bagi para pendosa yang ditangguhkan penghisabannya, janganlah merasa aman. Mungkin الله tak langsung menurunkan 'adzab di alam dunya karena bayi-bayi yang menangis, atau karena hamba-hamba الله yang memohon ampun, atau karena hewan-hewan yang butuh makan. Tetapi jika sudah tiba di alam akhirot, 'adzab itu akan berkali-kali lipat bagi para pendurhaka. Mohonlah ampunan selama masih berada di alam dunya ini.

إِنَّمَا نُمْلِى لَهُمْ لِيَزْدَادُوٓا۟ إِثْمًا ۚ وَلَهُمْ عَذَابٌ مُّهِينٌ

Sesungguhnya Kami tangguhkan ['adzab] kepada mereka hanyalah supaya bertambah-tambah dosa mereka, dan bagi mereka 'adzab yang menghinakan. (QS. Ali Imran/3:178).

Akan tetapi tak semua 'adzab ditangguhkan, ada yang memang telah الله taqdirkan terjadi di alam dunya. Seperti contohnya 'adzab yang telah berlalu pada ummat-ummat terdahulu. Atau seperti siklus Solar-Cycle, siklus 11 tahunan matahari yang memang telah menjadi ketetapan الله. Akan menjadi ujian besar bagi hamba-hambaNya yang beriman, dan makin mendekatkan mereka kepada الله. Tapi akan menjadi bencana besar bagi para pendusta الله, bahkan makin memperparah pendustaannya kepada الله. Bagi yang meyakini bahwa matahari adalah makhluq الله yang tunduk patuh kepada Robbnya, maka tak ada kerisauan akan bencana. Bagi yang meyakini bahwa bumi adalah makhluq الله yang tunduk patuh kepada Robbnya, maka tak ada kerisauan akan bencana. Tapi risaulah akan maksiat para pendurhaka, karena perbuatan mereka maka bencana global akan berdampak rata, mengenai semua pendosa dan juga orang sholeh.

Bersambung...

Kurniawan Ibn Sulthon Kholifah

Artikel ini adalah satu dari seri artikel-artikel yang aku tulis, berikut adalah serialnya:

Disaster ( https://ng-oprexer.blogspot.com/2023/05/disaster.html )
Human, A Universe ( https://ng-oprexer.blogspot.com/2023/05/human-universe.html )
Linked By Energy <--- You're reading this ( https://ng-oprexer.blogspot.com/2023/05/linked-by-energy.html )
Balancing Ecosystem ( https://ng-oprexer.blogspot.com/2023/05/balancing-ecosystem.html )
Destruction ( https://ng-oprexer.blogspot.com/2023/05/destruction.html )
Eternity ( https://ng-oprexer.blogspot.com/2023/05/eternity.html )

Human, A Universe

Bismillah

Manusia adalah makhluq ciptaan الله yang sungguh amat menakjubkan. Bukan hanya difasilitasi dengan jasad yang penuh proses automasi, tapi juga dilengkapi dengan aqal, nurani (qolb), serta hasrat kejiwaan (nafs). Bagi yang mempelajari dan meneliti, maka akan menemukan amat banyak korelasi antara manusia dengan alam semesta. Proses sirkulasi energi yang saling terintegrasi, dari bentuk biologis, ke bentuk kimiawi, dan ke bentuk elektrik, lalu ke bentuk gelombang energi, hingga menjadi bentuk perbuatan dan perkataan. Ada proses-proses zhohir yang terlihat kasat mata, dan lebih banyak lagi proses-proses sirriy/khofiy di alam qolbiyah dan nafsiyahnya.

Pada jasad manusia, tiap partikel bio-molekular bekerja serempak berdasar karakter si manusianya. Partikel-partikel micro-cosmos ini saling menyusun dan saling bekerja sesuai dengan susunan karakter sifat si manusianya, walau secara biologis memiliki kode ilmiah yang sama pada tiap manusia. Itulah kenapa yang terbiasa mengkonsumsi yang harom berbeda karakter dasar dengan yang selalu mengkonsumsi yang halal. Itulah kenapa seorang yang rutin terkena air wudhu dan sholat, berbeda kualitas jasadnya dari yang tak menyembah Robbnya, apalagi dari yang berusaha menyaingi Robbnya. Apakah sama antara orang beriman dengan yang tak beriman? Sungguh tak sama, bahkan sangat jauh. Inilah si manusia, menjadi sang pimpinan pemberi komando bagi partikel-partikel dalam alam semesta (jasad)nya. Komandan yang memerintahkan alam semestanya untuk tho'at kepada الله atau menjadi pendurhaka.

Dari sirkulasi rutin dalam alam semesta manusia itu, maka terbentuklah siklus ekosistemnya. Jika ada hal janggal yang datang dari luar, siklus ekosistem itu merespon dengan penyambutan atau penolakan juga bahkan penyerangan. Bukan hanya dalam bentuk micro-biologis seperti virus dan penyakit, tetapi juga dalam bentuk yang jauh lebih besar. Jika respon penyambutan, penolakan, atau penyerangan itu tak dilakukan, ini adalah indikasi rusaknya suatu ekosistem. Itulah kenapa orang-orang beriman tak akan pernah bisa akur dengan orang-orang kafir, kecuali jika imannya telah rusak. Hingga pada ekosistem yang lebih besar pun, kelompoknya orang-orang beriman tak akan pernah bisa akur dengan kelompoknya orang-orang kafir, kecuali jika ada orang-orang munafiq di dalamnya. Semua itu berdasarkan ekosistem yang terbentuk dari sirkulasi rutin mereka semua. Karenanya orang-orang beriman hanya bisa hidup tenang dalam naungan negara Islam, dan orang-orang munafiq di dalamnya tak bisa berpengaruh banyak.

Setiap ada ancaman dari luar, maka persiapan dan pertahanan dibentuk oleh ekosistem itu. Jika ada penyerangan dari luar, maka sistem defensif imun melakukan serangan balik dan juga perbaikan kerusakan, tergantung komando dari sang pimpinan (si manusianya). Proses penyeimbangan (balancing) agar ekosistem terjaga akan terus berlangsung selama ada kehidupan pada ekosistem itu. Hal ini berlaku mulai dari micro-cosmos hingga pada macro-cosmos. Dan jika kehidupan itu الله cabut darinya, maka mulailah pemberlakuan proses pemusnahan (destruction). Itu semua menjadi kehendak الله, lahir (tercipta) -> hidup (terproses dan terseleksi) -> mati (musnah) -> bangkit kembali (pertanggung-jawaban) -> eternity.

Ini semua adalah game yang amat besar, dengan rules set serta manual book yang telah disediakan oleh الله. Hasil akhir dari game ini adalah tempat tinggal manusia di alam keabadian, di Jannah atau di Neraka. Game ini begitu amat besarnya hingga melibatkan makhluq-makhluq الله yang berukuran microtic hingga gigantic. Mulai dari seukuran sel, hingga seukuran matahari, hingga seukuran bintang-bintang sekelas alpha centaury, hingga sekelas malaikat-malaikat yang mulia seperti Jibril عليه السلام. Bukankah ini game yang amat serius? Ya, ini amat sangat serius, dengan taruhan hasil akhir bagi manusia di alam keabadian. Dan tanpa tawhid, hasil akhirnya sudah terlihat, yaitu NERAKA JAHANNAM.

Maka manusia, bertaqwalah dalam memberi perintah (menjadi pemimpin) atau dalam menerima perintah (menjadi pengikut). Perhatikan siapa saja yang berada dalam barisan, terutama yang menjadi komandan utama. Ekosistem alam semesta akan rusak atau terjaga karena pilihan hal itu.

الله عز وجل berfirman :

إِذْ تَبَرَّأَ الَّذِينَ اتُّبِعُوا مِنَ الَّذِينَ اتَّبَعُوا وَرَأَوُا الْعَذَابَ وَتَقَطَّعَتْ بِهِمُ الْأَسْبَابُ ﴿١٦٦﴾ وَقَالَ الَّذِينَ اتَّبَعُوا لَوْ أَنَّ لَنَا كَرَّةً فَنَتَبَرَّأَ مِنْهُمْ كَمَا تَبَرَّءُوا مِنَّا ۗ كَذَٰلِكَ يُرِيهِمُ اللَّهُ أَعْمَالَهُمْ حَسَرَاتٍ عَلَيْهِمْ ۖ وَمَا هُمْ بِخَارِجِينَ مِنَ النَّارِ

Ketika orang-orang yang diikuti itu berlepas diri dari orang-orang yang mengikutinya, dan mereka melihat siksa; dan (ketika) segala hubungan antara mereka terputus sama sekali. Dan berkatalah orang-orang yang mengikuti: “Seandainya kami dapat kembali (ke dunya), pasti kami akan berlepas diri dari mereka, sebagaimana mereka berlepas diri dari kami.” Demikianlah الله memperlihatkan kepada mereka amal perbuatannya menjadi sesalan bagi mereka; dan sekali-kali mereka tidak akan keluar dari api neraka. [al-Baqarah/2:166-167].

وَإِذْ يَتَحَاجُّونَ فِي النَّارِ فَيَقُولُ الضُّعَفَاءُ لِلَّذِينَ اسْتَكْبَرُوا إِنَّا كُنَّا لَكُمْ تَبَعًا فَهَلْ أَنْتُمْ مُغْنُونَ عَنَّا نَصِيبًا مِنَ النَّارِ ﴿٤٧﴾ قَالَ الَّذِينَ اسْتَكْبَرُوا إِنَّا كُلٌّ فِيهَا إِنَّ اللَّهَ قَدْ حَكَمَ بَيْنَ الْعِبَادِ

Dan (ingatlah), ketika mereka berbantah-bantah di dalam neraka, maka orang-orang yang lemah berkata kepada orang-orang yang menyombongkan diri: “Sesungguhnya kami adalah pengikut-pengikutmu, maka dapatkah kamu menghindarkan dari kami sebahagian 'adzab api neraka?” Orang-orang yang menyombongkan diri menjawab: “Sesungguhnya kita semua sama-sama dalam neraka, karena sesungguhnya الله telah menetapkan keputusan antara hamba-hamba-(Nya)”. [Ghofir/40:47-48].

Bersambung...

Kurniawan Ibn Sulthon Kholifah

Artikel ini adalah satu dari seri artikel-artikel yang aku tulis, berikut adalah serialnya:

Disaster ( https://ng-oprexer.blogspot.com/2023/05/disaster.html )
Human, A Universe <--- You're reading this ( https://ng-oprexer.blogspot.com/2023/05/human-universe.html )
Linked By Energy ( https://ng-oprexer.blogspot.com/2023/05/linked-by-energy.html )
Balancing Ecosystem ( https://ng-oprexer.blogspot.com/2023/05/balancing-ecosystem.html )
Destruction ( https://ng-oprexer.blogspot.com/2023/05/destruction.html )
Eternity ( https://ng-oprexer.blogspot.com/2023/05/eternity.html )

Disaster

Bismillah

Kematian, hal yang amat menakutkan bagi kebanyakan manusia. Baik karena sakit atau karena kecelakaan, bahkan terlebih karena kematian masal seperti dampak bencana alam maupun peperangan. Intinya, mayoritas manusia takut menghadapi mati.

Bencana alam dan peperangan adalah karena ulah manusia yang berbuat kerusakan. Bukan hanya kerusakan pada alam saja, tetapi kerusakan dalam tatanan masyarakat, kerusakan pada tatanan bernegara, juga kerusakan karena menyelewengkan Dinulloh Al-Islam. الله Sang Pemilik Jagad Raya telah membuat aturan dan system yang valid, juga telah dicontohkan oleh hamba-hambaNya yang terbaik. Tetapi, mayoritas manusia mengingkari bahkan membuat tandingannya. Maka cukuplah menyalahkan manusia sendiri jika bencana bertubi-tubi datang menghantam.

Solar Cycle

[Statistik prediksi dengan data yang terukur pada Cycle ke-23 dan ke-24]

Adalah siklus medan magnetik matahari yang dipantau berdasar sun-spot (titik ledakan energi), solar flare (semburan energi matahari), dan CME - Coronal Mass Ejection (erupsi masa matahari yang terlontar ke angkasa). Pada saat puncak Solar Cycle, medan magnet matahari akan berbalik posisi, mengakibatkan pelepasan energi berupa ledakan gigantic yang amat besar. Dari pemantauan selama ratusan tahun dan dari pencatatan aktifitasnya sejak tahun 1875M, siklus ini memberi dampak pada cuaca di bumi. Dan di masa sekarang, siklus ini berdampak pada kelangsungan teknologi manusia. Bahkan setelah penelitian radio-carbon pada lapisan sedimentasi bumi, Solar Cycle diketahui telah mempengaruhi kelangsungan hidup pada semua makhluq di bumi, terutama mikroba.

[Statistik perbedaan prediksi dengan data yang terukur terukur pada Cycle ke-25]

Sekarang ini kita menjelang puncak dari siklus maksima dari Solar Cycle ke-25 (yang pertama 1875M), dengan perkiraan waktu puncak itu paling lambat pada Juli 2025M. Dari semua pencatatan data mengenai aktifitas matahari, ternyata prediksi para ahli meleset dari kenyataan yang terjadi. Aktifitas matahari pada cycle ke-25 tercatat lebih aktif dari perkiraan sebelumnya, dan kini berbagai kekhawatiran mulai banyak disuarakan.

Saya sendiri (penulis artikel ini), mulai menaruh kecurigaan ketika melihat beberapa kali kilatan besar cahaya pada rekaman video gerhana matahari di akhir romadhon 1444H. Para pengamat mencari tahu fenomena yang terjadi pada peristiwa itu, dan ternyata itu adalah CME dengan kekuatan besar yang mengarah ke bumi. Coronagraph memperlihatkan massa corona yang terlontar jauh ke angkasa dengan jumlah yang amat besar.

[Foto Coronagraph pada peristiwa CME di bulan Maret 2023, semburan ledakan energi matahari dengan kecepatan 2127 km/detik]

Ketika ledakan-ledakan gigantic itu terjadi, sejumlah besar energi yang masive menyembur dengan cepat ke arah vektor ledakan. Semburan itu membuat efek kerusakan langsung pada panel surya satelit dan perangkat-perangkat elektroniknya, minimal mendapat shock-wave EMP (Electro-Magnetic Pulse). Semburan besar ini juga menghantam magnetosfer hingga perisai depan yang menghadap matahari menjadi lebih dekat daratan bumi, yang juga menekan atmosfer. Bergesernya perisai magnetosfer dan atmosfer mengakibatkan debris angkasa luar (bebatuan meteor dan sampah angkasa lainnya) lebih mudah masuk. Dan efek ini pun mempengaruhi ionosfer hingga sinyal-sinyal komunikasi bumi-ke-bumi tidak terpantul dengan benar, bengkok dan bias. Sesampai di lapisan stratosfer, gangguan-gangguan akibat tingginya kadar UV (ultraviolet) menimbulkan sangat banyak efek hingga mempengaruhi iklim. Dan pada lapisan dalam bumi, hantaman pada magnetosfer ini banyak yang memperkirakan juga mempengaruhi arus iron-nickel cair pada inti bumi, seperti magnet yang terkena hantaman energi magnet lain, yang berarti juga mempengaruhi gerak lempengan benua (Tectonic Plate).

Global Climate

Telah menjadi qodarulloh (ketetapan الله) bahwa bumi memiliki iklim yang kondusif untuk kehidupan, dan memiliki banyak parameter penyeimbang iklim. Mulai dari ketinggian lapisan oksigen, kadar uap, penyerapan panas, hingga lautan yang menjadi pensuplai oksigen terbesar. Mekanisme penyeimbang iklim di bumi itu membuat bumi memiliki cuaca, conveyer udara (angin), dan conveyer lautan (ocean-belt), yang relatif jinak. Kadar panas yang ada di dalam atmosfer menjadi parameter utama arah dan kecepatan angin, yang juga menentukan pergerakan awan uap yang membawa air dan es. Terjadinya cuaca tenang, atau badai, atau gelombang panas, hingga thunder-storm, semua berkaitan erat dengan parameter angin ini. Itulah kenapa Rosululloh صلى الله عليه وسلم melarang mencela angin, karena bersama arus-arus angin ini ada malaikat Ar-Ra'd yang menggiring awan-awan sesuai dengan perintah Robbnya, mereka bersenjatakan guntur dan petir/halilintar.

Global Warming dan Global Cooling

Bumi tempat kita tinggal sekarang ini pernah mengalami Glacial Age (Zaman Es), dan itu belum lama. Glacial Age berakhir sekitar 12 ribu tahun yang lalu, masa ketika benua Sunda tenggelam dan berubah menjadi kepulauan Nusantara. Pencairan es secara tiba-tiba, masive, dan cepat itu terjadi merata di seluruh bumi, atas kuasa dan izin الله. Perubahan iklim secara drastis di bumi sangat mungkin terjadi, dan jejak-rekamnya tercatat di seluruh lapisan sedimentasinya. Sungguh الله berkuasa mewujudkan segala yang dikehendakiNya.

Ketika iklim global sudah tak seimbang, cuaca rutin sudah tak beraturan, bahkan sering mencapai kondisi klimaks cuaca ektrim, maka proses keseimbangan iklim bumi akan mengantarkan pada dua posisi, yaitu kepada Global Warming lalu kepada Global Cooling. Maka tidaklah mustahil jika gurun pasir di Jazirah 'Arob bisa kembali menjadi tanah subur, sesuai dengan nubuwah yang disampaikan Rosululloh صلى الله عليه وسلم. Perubahan iklim secara global amat dimungkinkan jika semua parameter penyeimbang iklim di bumi mendukung. Sungguh itu semua adalah mekanisme yang telah didesain oleh الله, dengan desain itu Dia mengatur tiap materi dari yang terkecil hingga yang terbesar. Bahkan jika Dia ingin bumi yang baru dengan desain sistem yang berbeda, pastilah bumi yang baru itu menjadi kenyataan beserta ekosistem dan siklusnya sendiri.

World War

Sudah diketahui kita semua, setelah bencana alam terjadi akan ada banyak kekurangan kebutuhan hidup. Manusia butuh makanan, pakaian, dan tempat tinggal. Dengan porak-porandanya tatanan ekonomi akibat bencana alam, butuh waktu panjang agar peradabannya bisa berdiri kembali. Diantara cara bangkitnya suatu peradaban adalah dengan perang, dan itu telah tercatat pada berbagai sejarah peradaban. Bencana alam yang dilanjut dengan bencana peperangan, sudah banyak terjadi di masa lalu. Perang tingkat global pun bukan hanya baru sekali dua kali terjadi, bahkan perang-perang pada masa Khulafa'ur-Rosyidin adalah perang tingkat global, menjalar ke berbagai arah penjuru bumi.

Bagi yang tak meyakini kehidupan di alam akhirot, mereka berfikir bahwa hidupnya hanya di alam dunya ini. Itulah kenapa mereka takut mati dan menghindar jauh dari perang. Tetapi ada juga dari mereka yang maniak perang, terutama para diktatornya. Tiap penaklukan ataupun penyerahan kekuasaan semua berdasar kedunyawian, pemenuhan kebutuhan hidup. Hukum alam mereka: "Strongest Survive", maka tak heran jika kediktatoran menjadi tabiatnya. Sifat diktator itu karena para penguasanya berstatus sebagai Robb tertinggi, yang sudah amat banyak contohnya. Berbeda dengan ajaran Islam yang menggunakan kekuatan untuk mencari ridho الله, para penguasanya takut akan pembalasan الله. Walaupun berkuasa, mereka tetap hamba/budak dari Robbul-'Alamin. Tiap peperangan para hamba الله dipicu bukan karena alasan dunyawi, tapi karena alasan ideologi.

[Ilustrasi pasukan salib pada perang dunia setelah bencana di pengakhiran zaman, juga kembali menggunakan pedang dan panah]

Bersambung...

Kurniawan Ibn Sulthon Kholifah

Artikel ini adalah satu dari seri artikel-artikel yang aku tulis, berikut adalah serialnya:

Disaster <--- You're reading this ( https://ng-oprexer.blogspot.com/2023/05/disaster.html )
Human, A Universe ( https://ng-oprexer.blogspot.com/2023/05/human-universe.html )
Linked By Energy ( https://ng-oprexer.blogspot.com/2023/05/linked-by-energy.html )
Balancing Ecosystem ( https://ng-oprexer.blogspot.com/2023/05/balancing-ecosystem.html )
Destruction ( https://ng-oprexer.blogspot.com/2023/05/destruction.html )
Eternity ( https://ng-oprexer.blogspot.com/2023/05/eternity.html )

Sunday, February 19, 2023

Unsur-Unsur Manusia

Bismillah

Telah berabad-abad manusia mencoba mencari jatidirinya, mencoba mengetahui eksistensinya di dalam kehidupan. الله sebagai Sang Kholiq (Pencipta) manusia tak menelantarkan ciptaanNya ini begitu saja. Telah diterbitkanNya القرآن sebagai buku panduan (guide/manual-book), dan juga telah dijadikanNya Rosululloh (صلى االه عليه وسلم) serta para Shohabatnya (رضي الله عنهم) sebagai model dan figur tawladan. Sebelum penjelasan mengenai unsur-unsur manusia dalam perspektif Islam, sebelumnya akan saya berikan beberapa pemikiran filosofi sebagai perbandingan. Tetapi... catat sebelumnya, walau saya berikan penjelasan mengenai filosofi, bukan berarti saya adalah penganut paham filosofi, ini hanya sebagai bahan studi. Dan juga penting dicatat, karena seringnya saya menulis mengenai sains, bukan berarti saya seorang muta'zila yang lebih mengedepankan aqal dari dalil, sama sekali tidak. Dan sungguh, الله lebih mengetahui semua perkara ghoib, sedangkan manusia hanya mengetahui amat sedikit. الله تعالى اعلم.

Ada beberapa pemikiran secara filosofis mengenai unsur-unsur manusia, diantaranya paham: Physicalism, Materialism, Enactivism, Dualism, dan Spiritualism. Pada Physicalism, yang disebut dengan manusia adalah fisik jasadnya. Jiwa, raga, mental, serta kesadaran adalah satu kesatuan, yang semuanya ter-embodied pada jasad manusia. Jika jasadnya mati, maka si manusia itu sudah tak lain hanyalah mayat, tak ada lagi kehidupan untuknya.

Materialism mirip seperti Physicalism, hanya saja mental dan kesadaran adalah hasil dari interaksi fisik. Sifat dan karakteristik manusia tak lain hanyalah serangkaian efek dari kinerja hormonal, yang secara fisik adalah reaksi kimiawi. Pada bidang sains, Materialism amat berpengaruh pada pandangan para saintis. Mereka berpandangan bahwa ruang-waktu, energi, daya, serta dark-matter, adalah juga rangkaian aksi kinerja fisik dari materi. Physicalism dan Materialism adalah paham yang tak meyakini akan adanya imateri, mereduksi berbagai variabel dan parameter kehidupan yang tak terjangkau penjelasannya.

Enactivism adalah suatu paham pengembangan dari Physicalism dan Materialism setelah berkembangnya penelitian sains mengenai kognitif, bahwa kognisi ada melalui interaksi dinamis antara organisme aktif (hidup) dengan lingkungannya. Bahwa setiap kejadian yang terjadi pada suatu organisme adalah domainnya si organisme itu, dan belum tentu menjadi hal yang sama pada organisme lainnya. Walaupun begitu, kehidupan adalah suatu jaringan yang saling menghubungkan tiap organisme terkait. Dengan paham inilah mencuatnya kembali pemikiran mengenai "Freewill", bahwa tiap jiwa manusia memiliki kebebasan dalam domainnya. Paham ini memiliki 4 aspek yang disebut dengan 4Es: Embodied, Embedded, Enacted, dan Extended.

Dualism adalah paham yang berbeda dari paham-paham yang sebelumnya disebutkan, paham ini meyakini bahwa jasad dan mental/pikiran (kesadaran) manusia adalah dua hal berbeda. Paham ini menyatakan bahwa jasad tak ada kaitannya dengan aktifitas mental, karena jasad hanyalah organisme biologis, sedangkan mental adalah esensi yang lainnya. Beberapa bentuk paham Dualism mencoba menengahi paham ini dengan paham-paham fisikal, seperti Epiphenomenalism yang menyatakan bahwa aktifitas fenomena mental mempengaruhi fisik, dan juga Interactionism yang menyatakan seperti Epiphenomenalism hanya saja berlaku juga sebaliknya kepada mental. Atau bahkan berkembang menjadi paham dualis lain seperti Paralelism dan Occasionalism.

Spiritualism adalah paham dimana aktifitas mental/pikiran adalah sesuatu yang imateri, termasuk juga dengan Tuhan dan fenomena lainnya yang tak terjangkau dengan indrawi. Pada paham inilah berkembang banyak berbagai hal metafisik. Paham Dualism yang spiritualis akan menjadi menjadi paham Theism, sedangkan paham Phisicalism/Materialism yang spiritualis akan menjadi Pantheism.

Seperti itulah para manusia yang mencoba mencari-cari pengetahuan, dengan berbekal aqalnya yang terbatas. Bahkan banyak yang diberikan kelebihan kemampuan aqal tapi justru malah jadi tersesat.

Terlepas dari paham-paham filosofis yang disebutkan di atas, Islam (Dinulloh) mengajarkan paham yang berbeda, dan ajaran ini berasal dari الله Sang Penciptanya manusia melalui RosulNya (صلى الله عليه وسلم), tentulah keterangan dari produsen/vendor utamanya manusia adalah yang valid. Pertama, manusia tidak diberikan informasi pengetahuan mengenai ruh oleh الله kecuali amat sedikit (Al-Qur'an 17:85, Shohih Al-Bukhori:125,4721,7297,7456,7462). Kemudian, sebelum terlahir ke alam dunya ini, ruh manusia memiliki eksistensi dan beraktifitas di alam ruh (Al-Adabul-Mufrod:901), yang berarti belum memiliki jasad. Lalu, si manusia yang eksis di alam ruh ini, dipertemukan dan disatukan dengan jasadnya di dalam rahim ibu, yang kemudian taqdirnya dituliskan hingga kematiannya (Shohih Al-Bukhori:3208, Shohih Muslim:2643, Sunan Abu Dawud:4708). Lalu, manusia lahir dan menjalani taqdirnya di alam dunya hingga kematiannya, lalu ruhnya terlepas/terpisah dari jasadnya. Lalu, setelah sampai di alam akhirot, jasad manusia ditumbuhkan kembali dari serpihan tulang ekornya (Shohih Al-Bukhori:4814,4935, Shohih Muslim:2955, Sunan An-Nasa'i:2077, Sunan Abu Dawud:4743), kemudian ruhnya dikembalikan ke dalam jasadnya, maka manusia hidup kembali dengan jasadnya yang baru, dan manusia akan hidup abadi selamanya dengan jasad seperti itu.

Beberapa poin yang perlu dipahami, walau ruh telah terpisah dari jasad (mati), ternyata si manusia itu masih dalam keadaan hidup. Ada yang mendapatkan siksa alam barzakh (Sunan Abu Dawud:4753), ada yang bagaikan tertidur, ada pula yang mendapatkan nikmat (Al-Qur'an 3:169, Shohih Muslim:1887, Sunan Abu Dawud:2520). Hal ini mengindikasikan bahwa jasad yang terlepas itu bukanlah si manusianya, tetapi hanya wadah atau kendaraan, yang si manusianya itu sendiri dapat dikeluarkan dari wadah/kendaraannya. Bahkan lepasnya ruh dari jasad pun tak hanya dalam keadaan mati, tetapi juga dalam keadaan jantung masih berdegub, seperti ketika sedang tidur (Muwatho':26). Ataupun juga ketika jantung telah berhenti berdegub, ruh masih bisa terhubung dengan jasad dan masih mendengar hanya saja tak bisa menjawab (Shohih Al-Bukhori:1370,3976, Shohih Muslim:2873,2874, Sunan An-Nasa'i:2074,2075, Musnad Ahmad:182). Jasad manusia akan ditumbuhkan lagi oleh الله di alam akhirot nanti dari sisa-sisa serpihan tulang ekor jasadnya yang dulu. Dan kemudian para ahli sains muslim mengasumsikan dengan DNA yang terekam di tulang ekor, bahwa catatan informasi (data) jasadiyah di serpihan tulang ekor itulah yang akan menjadi cikal-bakal jasad yang baru.

Lalu mengenai ruh manusia, telah الله berikan keterangan bahwa manusia hanya memiliki informasi yang amat sedikit mengenai ruh. Bahkan hingga kini perihal mengenai ruh ini pun masih belum bisa diteliti dengan hasil yang baik. Tetapi para ahli neurologi telah mencurigai secuil organ di dalam otak manusia yang dinamakan dengan "Pineal Gland" sebagai penghubung --atau yang sering disebut oleh para ahli teknologi digital/mekatronik sebagai port-- dengan si ruhnya manusia itu. Sedangkan yang berpaham selain Islam seperti Dualism, mengatakan justru Pineal Gland inilah jiwa kesadaran manusia, yang merasa dan sadar bahwa dirinya hidup.

Seperti itulah Islam mengajarkan, dan juga Islam mengajarkan mengenai Dzat الله, bahwa الله memiliki wajah, dua tangan, dua kaki, bahkan betis dan jari-jemari. Juga, الله pun memiliki sifat kasih-sayang, cinta, cemburu, malu, marah, bahkan الله tersenyum juga tertawa. Informasi-informasi ini berasal dari Al-Qur'an dan juga hadits-hadits shohih, dan seorang muslim wajib mengimaninya apa adanya. Hanya saja seperti apanya Dzat الله dan bagaimananya sifat-sifat الله, tak ada satupun yang menyamaiNya. Tak sama juga tak mirip dengan dzat dan sifat makhluq-makhluqNya, serta manusia dilarang untuk mencari-cari, bertanya-tanya, atau membayangkannya. Termasuk juga pertanyaan apakah semua yang berkaitan dengan Dzat الله adalah suatu yang bermateri atau imateri, tak ada satupun yang tahu. Dan dilarang untuk mencari-cari tahu (bahkan para shohabat Rosulpun dilarang menanyakannya), karena segala informasi mengenai الله haruslah berdasarkan wahyu dariNya, apalagi jika informasi itu justru malah diartikan dengan maksud selain aslinya. Paham Islam ini sangat berbeda dengan Spiritualism, bahwa Tuhan[nya mereka] adalah imateri, bahkan dzat serta segala sifat ditakwilkan menjadi hal yang lain. Para penganut Spiritualism yang mengaku sebagai muslim, mereka menjadikan informasi yang diberikan oleh Al-Qur'an dan Al-Hadits mengenai الله sebagai pengibaratan, seperti tangan sebagai pengibaratan dari kekuatan dan kekuasaan, atau wajah sebagai pengibaratan dari ridho. Hal seperti itu adalah terlarang, karena membelokkan dari informasi sebenarnya.

Sains telah memberikan jalan-jalan untuk memahami banyak hal yang tak terpahami sebelumnya, walaupun lebih banyak lagi yang tetap menjadi misteri. Tetapi bagi tiap muslim cendikia yang haus akan ilmu pengetahuan tak perlu khawatir, karena jika telah sampai di alam akhirot, kita dapat menanyakannya langsung kepada Sang Pencipta dari segala sesuatu, sebagai pemuas dahaga ilmu, jika kita sampai ke Jannah. Dan tetap harus diingat, bahwa mustahil kita sampai ke Jannah tanpa memiliki kunci gerbangnya, yaitu kalimat tawhid, لا اله الا الله.

Ibn Sulthon Kholifah