Setiap manusia pada akhirnya menghadapi kematian, dan sungguh amat rugi bagi yang tiada mempersiapkan bekal untuk apa yang akan dihadapi selanjutnya. Mungkin, jangankan mempersiapkan bekal, bahkan apa yang akan dihadapi setelah kematian pun banyak orang yang tak tahu, atau juga banyak orang yang lalai dan abai. Walau ada orang-orang yang pintar dan cerdas akan hal ini, sehingga mempersiapkan bekal menuju ke sana dengan baik, lalu menjalani proses kehidupan di alam dunya dengan penuh kehati-hatian.
Kenapa di sebutkan pintar dan cerdas? Karena keduanya adalah hal yang berbeda, identik pun tidak. Pintar adalah proses pembentukan menuju tahu atau menuju bisa, sehingga mampu mengenali apa yang benar dan salah, serta mengenali apa yang baik dan buruk. Sedangkan cerdas adalah sifat genetik yang disupport oleh perangkat-perangkat mentalnya, orang-orang cerdas mampu mengenali benar-salah dan baik-buruk tanpa harus banyak belajar, bahkan tanpa proses belajar. Kedua hal ini jika diimplementasikan dalam bentuk kode pemprograman akan terlihat bahwa prosesnya memang berbeda, bahkan identik pun tidak. Orang-orang cerdas memiliki genetik mental yang kokoh dan pikiran yang panjang, jika digambarkan maka proses berpikirnya akan jauh lebih panjang dari orang-orang pintar.
Untuk menjalani kehidupan alam dunya yang penuh tipuan dan penuh jebakan, manakah diantara pintar dan cerdas yang lebih baik? Untuk masalah cerdas, akui saja wahai orang-orang cerdas, kalian itu banyak yang pemalas dan tinggi harga dirinya ... (betul jawab dalam qolbuku). Sehingga ketika pendapat/keputusan/resume kalian terbentur dengan kesalahan, kalian cenderung membela diri dan mencari-cari jalan untuk membenarkan pendapat/keputusan/resume kalian, betul...? (dalam qolbuku kembali menjawab, betul) ... Maka belajarlah dari orang-orang pintar, mereka menjalani proses susah-payah untuk mencapai titik tertentu, karena mereka sadar bahwa mereka itu tak bisa dan ingin bisa. Dan proses yang berat akan mempengaruhi mentalmu wahai orang-orang cerdas! (oohhh... iyakah? aku harus berlelah dan bersusah-payah?) Iya, harus!
Okeh, back to the first paragraf. Hal pertama yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi masalah. Do you know your (/our) problem? Jawabnya, uncertainity of future, no body knows about what will happend next/tomorow. Untuk hal itu, maka kita harus bertanya dan bersandar kepada YANG TAHU. Lalu, siapa yang tahu? Jawabnya adalah: YANG LEBIH TUA DARI KITA. Who...? Parents? Grand-parents? Ancestors? Nooo... Mereka itu sama seperti kita. Yang lebih tua dari kita adalah YANG SUDAH ADA SEBELUM KITA SEMUA ADA. Dialah الله, Dia ada sebelum segala sesuatunya ada. Apakah benar الله ada? Kenapa kita tak melihatNya? Kenapa Dia tak berada di tengah-tengah kita untuk membimbing kita semua? Jika Dia memang benar-benar ada, lalu bagaimana cara kita bertanya kepadaNya?
Dia الله sungguh benar ada. Pembuktiannya adalah dari jejak-perbuatan (track-record) yang sudah Dia lakukan. Adanya kehidupan ini, adanya negeri-negeri yang mendapat 'adzab, adanya kita dan para leluhur kita di alam dunya ini, adanya kitab-kitab suci untuk membimbing kita (termasuk yang telah didistorsi oleh manusia sendiri), adanya jalan-jalan taqdir yang unik bagi tiap manusia, bahkan lihatlah kepada jasadmu sendiri yang bekerja dengan amat canggihnya. Lalu kenapa kita tak melihatNya? Kenapa Dia tak berada di tengah-tengah kita? Bukanlah kita tak melihatNya, tapi ... Belum melihatnya. Kelak nanti kita akan melihatNya, setelah berpindah alam kehidupan. Kenapa? Karena tujuan adanya kita di alam dunya ini adalah untuk diuji. Kita semua saat ini sedang dalam proses QC (quality-control), dan setelah proses QC ini akan ada proses penilaian, dan pastinya akan ada yang tak lolos uji QC. Apa yang terjadi jika tak lolos QC? Setiap produk yang tak lolos QC adalah produk REJECT, yang kemudian akan dibuang.
Kenapa disebut produk reject? Karena mereka telah berlaku tidak sesuai dengan tujuan penciptaan mereka, yaitu untuk menghamba kepada الله. Manusia reject akan dibuang ke Neraka untuk dibakar, abadi selamanya. Sedangkan yang lolos uji QC, akan menjalani kehidupan yang baik, bahkan bagi yang pantas akan bersama dengan الله. Siapakah mereka itu yang pantas bersama dengan الله? Para manusia pilihan, mereka itu para Anbiya wal-Mursalin, serta para 'Ulama Sholih, serta orang-orang yang dicintai oleh الله.
Lalu bagaimana kita bertanya kepada الله? Tak perlu repot dan susah, mintalah langsung kepada الله, Dia selalu mendengar dan melihat apapun yang kita ucapkan dan kita lakukan, bahkan dengan perkataan dan perbuatan yang paling disembunyikan sekalipun. Bahkan jawabannya pun sudah banyak di sekitar kita, hanya saja arogansi kita yang sering menutupinya. Contoh dari bimbinganNya kepada kita adalah Al-Qur'an, banyak jawaban dari masalah-masalah kita yang dijawabNya ada di sana. Lalu juga As-Sunnah, jalan hidup RosulNya, itupun bimbinganNya kepada kita agar bisa lolos dari ujian alam dunya ini.
Tetapi... ada saja manusia yang walau dengan kecerdasannya, membangkang dariNya. Contohnya, orang-orang cerdas-pintar dan hebat yang membuat aturannya sendiri dan membuang aturanNya. Sungguh arogansi yang amat luar biasa, jika tak bertawbat kelak mereka akan di Jahannam abadi selamanya. Serta ada saja (bahkan banyak) orang-orang bodoh yang mengikuti dan mendukung mereka itu, bahkan dibela-bela. Sungguh malang mereka, diberi aqal tetapi terjebak dalam kebodohan, bahkan dilestarikan. Its their own choice.
No comments:
Post a Comment