Dalam ajaran Islam, tidur disamakan dengan kematian. Maka orang yang tidur statusnya sama dengan orang yang mati, hingga dia terbangun. Tapii... Ada rahasia dibalik itu. Bahwa kehidupan yang sebenarnya ada dibalik kematian, bahkan dalam keadaan tidur. Tulisan kali ini adalah mengenai tidur REM (Rapid Eye Movement), dimana otak manusia menjadi jauh lebih aktif dibanding dalam keadaan sadar.
Kehidupan yang sebenarnya adalah setelah kita mati, dimana kita terlepas dari ikatan hukum alam 4 dimensi (panjang, lebar, tinggi, alur/waktu). Dan itu dapat dibuktikan di saat manusia sedang mati sementara, atau yang biasa disebut dengan tidur. Tidur memiliki 4 fase, yaitu tiga fase Non-REM (N1 - N3), dan 1 fase REM. Normalnya, urutan fase tidur adalah N1 -> N2 -> N3 -> N2 -> REM. Pada keadaan normal, untuk mencapai posisi REM adalah 90 menit, tapi beragam untuk siklus otak yang tak normal.
Pada fase N1 dan N2, otak memancarkan gelombang lambat yang disebut dengan SWS (Slow-Wave Sleep), dengan rentang frekwensi 0.5Hz - 4.5Hz dengan amplitudo 75µV. Pada saat inilah hampir seluruh tubuh manusia beristirahat, hingga sampai ke jaringan neuron pun beristirahat. Pada tahap N1 dan N2 orang yang tidur masih dapat dibangunkan. Lalu masuk pada tahap N3 yang disebut dengan deep-sleep, pada tahap ini orang yang tidur sudah sulit untuk dibangunkan. Fase N3 adalah kondisi puncak SWS dimana otak mulai memancarkan gelombang delta. Di fase N3 sering muncul mimpi yang biasanya hilang/terlupakan ketika sadar.
Lalu setelah beberapa kali terkopling antara fase N2 dan N3, masuklah pada satu fase yang disebut dengan REM, yaitu ketika orang yang tidur hilang kendali atas tubuhnya tetapi dalam keadaan sadar. Alat pemindai EEG menangkap aktifitas otak yang sadar pada fase REM, tetapi seluruh indera ditubuhnya tak terkoneksi. Ritma gelombang Theta (3Hz-10Hz) pada Hippocampus dan gelombang Gamma (40Hz-60Hz) pada Cortex menunjukkan bahwa orang yang tidur di fase ini sedang beraktifitas, bahkan lebih aktif. Pada fase ini mimpi yang muncul sulit untuk lupa karena otak bekerja seperti dalam keadaan sadar. Dan jika seseorang tidur selama 7 jam, setidaknya dia mengalami 4 kali fase REM.
Inilah yang disebut dengan mati sementara, bahwa sebenarnya masih ada kehidupan dengan aktifitasnya di alam yang lain. Bahwa sebenarnya jasad manusia hanyalah seperti suatu wadah / perangkat / devices yang bisa terdiskoneksi, tetapi kehidupan masih terus berjalan. Bahkan untuk beberapa saat setelah status mati (jantung tak berdenyut), otak manusia masih beraktifitas. Hingga akhirnya benar-benar total berhenti kerja ketika sistem kelistrikannya habis. Otak hanyalah jembatan, seperti jalur bus USB, atau jalur-jalur komunikasi lainnya pada perangkat, yang menjembatani jasad dengan si manusia yang sebenarnya.
Islam telah mengajarkan hal ini sebelum sains bisa mempelajarinya. Bahwa ada kehidupan di alam lain, bahkan setelah manusia dinyatakan mati (jantung tak berdenyut). Dan Islam mengajarkan bahwa manusia hanya berbekal catatan 'amal menuju ke alam lain, apapun lainnya yang ada di alam dunya tak akan dibawa. Dan ajaran Islam mengajarkan untuk bisa selamat di alam yang lain, terutama di alam akhirot yang abadi, maka kuncinya adalah tawhid. Bahkan di alam yang menjadi jembatan ke alam akhirot, yaitu alam barzakh atau alam qubur, orang yang tawhidnya baik maka selamat juga dari siksa qubur.
Maka, sadarilah segala kepalsuan yang ada di alam dunya ini. Tak ada satupun yang dibawa ke alam-alam lainnya, selain catatan 'amal. Sedangkan 'amal tidak diterima jika tawhidnya rusak. Syirik merusak kalimat لا إله إلا الله, dan bid'ah merusak kalimat محمد الرسول الله.
No comments:
Post a Comment