Pada 3 hari lalu aku menonton video bertema "The Convergence-Divergence Theory", dan sungguh menarik. Pencetus teori ini mendapat penghargaan Nobel 2022, bahkan disandingkan dengan "The Relativity Theory", waowww... Amazing. Pada teori relativitas mengungkap bahwa alam semesta tidak lurus/linear, tetapi cengkung dan cenderung dapat dibengkokkan. Dan pada teori konvergensi-divergensi, lebih ajib lagi, terungkap bahwa alam semesta ini "tidak nyata". Dan tembakan sinar photon yang hanya bergerak merambat secara vertikal atau horizontal dapat membuktikannya, bahwa alam semesta ini "tidak nyata".
Bagi orang-orang yang berada di lingkup sains, tidaklah asing dengan sinar photon. Apalagi yang lebih memfokuskan pergelutannya di lingkup elektronika, bahkan ke digital, khususnya lagi ke pemprograman, terutama AI. Bukan hanya sinar photon yang bisa menjadi bukti, relativitas dan konvergensi-divergensi dapat disimulasikan melalui algoritma. Bahkan tiap parameter kehidupan ini pun membuktikan bahwa alam semesta ini sebuah simulasi. Mungkin suatu saat jika masih ada umur akan aku coba buat, i think it's prety fun. Tetapi... 1/3 rambutku telah memutih, dan telah lebih dari 10 helai jenggotku pun juga. Mungkin waktu untuk pulang sebentar lagi, aku harus prioritaskan yang lebih penting. Too much task to do.
Bagi orang-orang awam, tentu akan alergi dengan istilah-istilah sains yang "bikin mual". Efek overload membuat mereka memuntahkan kembali sesuatu yang tak bisa dicerna. Bukan non-sense, but almost everybody. Tapi sungguh الله telah memisalkannya dengan permisalan yang lebih mudah, relatifnya waktu antara alam dunya dengan alam akhirot, konsep keabadian, konsep "akhirotu khoyrotu minal-uwla", konsep kecepatan malaikat yang mendekati kecepatan cahaya, bahkan hingga chroma warna di bawah merah dan di atas ungu, juga lebih dari itu seperti dimensi yang lebih dari 4 (panjang, lebar, tinggi, alur/waktu).
Pasti akan selalu ada orang yang minta diajarkan akan hal ini. Bukan aku yang tak mau, tapi terlalu langka orang-orang yang mampu memahaminya. Such a waste to explain of things you can't understand. Bagaimana aku menjelaskannya, bahkan beda antara molekul dengan atom dengan neutron dengan neutrino pun banyak yang tak paham, padahal skalanya sampai jutaan kali (bagi yang paham). Biar sajalah, cukup الله yang tahu bahwa aku tetap berjalan di jalanNya, dengan pondasi tawhid, dengan pilar sholat, berhias akhlaqul-karimah, beratap jihad, dan dipagari dengan syari'at. Cukup demikian, الله تعالى أعلم.
Manusia adalah makhluq abadi, yang sekarang ini sedang difilter (uji-coba) di alam dunya, untuk menempati tempatnya di alam keabadian. Pastikan pantasnya dirimu, atau hanya akan terbakar sebagai makhluq reject.
No comments:
Post a Comment